4. CITY TOUR OF LONDON
Pagi-pagi sekali sekitar pukul 3 waktu London aku sudah
terbangun karena suara adzan subuh waktu setempat berkumandang dari tabletku.
Aku segera turun dari ranjang
tingkat kedua tempat tidurku semalam. Rasanya belum lama aku tidur, mataku masih agak sulit untuk dibuka. Tapi aku harus segera turun untuk melaksanakan kewajiban sholat subuh. Sebelum turun tidak lupa aku coba membangunkan Daeng yang berada di ranjang tingkat ketiga yaitu tepat diatas dipanku. Oya, aku belum menceritakan posisi tidur kami di hostel ya. Dari keempat ranjang tingkat yang ada, aku dapat dipan tingkat kedua dari ranjang kedua. Daeng ada ditingkat tiga diranjang yang sama denganku. Mba Erna dapat dipan tingkat ketiga di ranjang pertama. Sementara di ranjang ketiga ada ibu ditingkat pertama dan Novi tingkat kedua. Dalam gelap aku dan Daeng berusaha membuka koper kami masing-masing dan mengeluarkan keperluan mandi serta pakaian ganti. Kami tidak berani menyalakan lampu, takut mengganggu orang lain yang masih terlelap tidur. Dengan bantuan cahaya tablet aku berhasil mendapatkan apa yang aku cari.
tingkat kedua tempat tidurku semalam. Rasanya belum lama aku tidur, mataku masih agak sulit untuk dibuka. Tapi aku harus segera turun untuk melaksanakan kewajiban sholat subuh. Sebelum turun tidak lupa aku coba membangunkan Daeng yang berada di ranjang tingkat ketiga yaitu tepat diatas dipanku. Oya, aku belum menceritakan posisi tidur kami di hostel ya. Dari keempat ranjang tingkat yang ada, aku dapat dipan tingkat kedua dari ranjang kedua. Daeng ada ditingkat tiga diranjang yang sama denganku. Mba Erna dapat dipan tingkat ketiga di ranjang pertama. Sementara di ranjang ketiga ada ibu ditingkat pertama dan Novi tingkat kedua. Dalam gelap aku dan Daeng berusaha membuka koper kami masing-masing dan mengeluarkan keperluan mandi serta pakaian ganti. Kami tidak berani menyalakan lampu, takut mengganggu orang lain yang masih terlelap tidur. Dengan bantuan cahaya tablet aku berhasil mendapatkan apa yang aku cari.
Smart Hyde Park Hostel (Dok. Pribadi) |
Begitu kembali ke kamar kudapati Daeng sudah ada disana.
Lalu kami membangunkan Novi, mba Erna dan ibu sebelum kami sholat secara
bergantian karena ruangan yang sempit dan penuh dengan koper serta
barang-barang lainnya. Usai sholat kami membereskan barang dan merapikan tempat
tidur serta menutup gorden tempat tidur masing-masing serta menaruh suatu
barang diatasnya, pertanda ada pemiliknya. Jika gorden terbuka dan dipannya
kosong orang akan mengira tidak ada pemiliknya.
Usai beres-beres dan sedikit berdandan aku dan Daeng
memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan mencari udara segar di luar sambil
menunggu waktu sarapan. . Waktu sarapan pagi adalah pukul 6, sedangkan saat ini
masih sekitar pukul 4 lebih walaupun hari sudah terang. Kebetulan saat ini
masuk awal musim panas sehingga waktu siang lebih panjang dari waktu malam
hari.
Kami menuruni anak tangga menuju lobi yang masih sepi. Kamipun
langsung saja menuju pintu keluar hostel. Diluar pun suasana masih sangat sepi.
Tak ada orang yang lewat di jalanan. Udara dingin terasa sedikit menusuk
tubuhku. Aku mendekapkan kedua tanganku di dada, mencoba menghindarkan dari
rasa dingin. Dari depan hostel kami ambil jalan ke arah kiri atau arah selatan.
Lalu kami menyusuri jalan Inverness Terrace yang sepi ini sambil melihat- lihat
suasana pagi di kawasan Hyde Park ini. Hal pertama yang menarik perhatianku
adalah kotak telepon merah khas London. Tentu saja aku langsung minta Daeng
untuk mengambil gambarku yang berpose depan kotak telepon. Lalu secara
bergantian kami berpose atau perfoto. Puas dengan si kotak telepon merah, kami
terus berjalan lagi ke arah selatan yaitu menuju Bayswater Road.
Jalan Inverness Terrace Hyde Park (Dok.Pribadi) |
Sebelum mencapai Bayswater Road kami melewati beberapa
penginapan dan toko-toko yang masih tutup. Sepeda sewaan berjejer di trotoar
dengan rapi. Tapi kemudian kami menemukan juga beberapa toko yang sudah mulai
buka dan membereskan barang daganganya. Mobil pengangkut sampah mulai
mengangkut sampah-sampah yang sudah menumpuk di pinggir pinggir trotoar. Kami
tertarik melihaat petugas kebersihan yang tengan memilah-milah sampah sebelum
dimasukkan kedalam truk. Sampah kaca atau beling langsung dimasukkan ke mesin
penghancur. Setelah semua sampah berada dalam truk, otomatis atapnya menutup
kembali sehingga tidak ada sampah yang tercecer serta tidak meninggalkan bau yang
tidak sedap. Jauh berbeda dengan truk sampah di kampungku, semua jenis sampah
dicampur aduk dalam truk tanpa penutup, sehingga terkadang ceceran sampah
tertinggal di jalanan atau terbang saat mobil melaju kencang.
Kuintip tabletku, waktu sudah menunjukkan pukul setengah
enam. Kami memutuskan untuk kembali ke hostel menemui ibu dan adik-kakakku. Di
kamar, ibu tengah memasangkan kerudungnya, sedangkan Novi dan Mbak Erna tengah
berbenah merapikan koper dan barang bawaan kami yang akan kami tinggalkan di kamar
selama kami jalan-jalan hari ini. Usai berbenah, kami langsung turun ke lantai
dasar untuk menikmati hidangan sarapan pagi. Diruang makan sudah ada beberapa
tamu dengan penampakan yang berbeda-beda. Dari postur tubuh dan garis wajahnya
ada yang tipikal Eropa, Amerika juga Asia.
Banyak variasi jenis hidangan yang tersedia di meja. Aku
memilih jus buah, Roti dan selai coklat. Mohon maaf ya, tidak ada nasi kuning
atau nasi uduk apalagi nasi goreng dan lontong kari. Jika ingin sarapan berkuah
kita bisa pilih sereal dengan susu cair saja. Ada sih makan beratnya juga,
kentang, keju dan daging asap, tapi riskan kalau makan daging di negeri orang,
lebih baik menghindarinya daripada salah makan daging non-halal.
Ok. Kini saatnya kita memulai petualangan di Kota London.
Dari hostel kami langsung menuju Bayswater underground station (stasiun kereta bawah tanah). Kami
hendak menggunakan moda kereta bawah tanah atau tube. Jalur kereta yang diambil adalah Circle Lines dengan tujuan St. James Park. Untuk sampai ke sana,
kami harus melewati 6 stasiun pemberhentian yaitu: Notting Hill Gate – High
Street Kensington – Gloucester Road – South Kensington - Sloane Square dan Victoria.
Bayswater Underground Station (Dok. Pribadi.) |
Setelah tiba di St. James Park kami melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki, karena tidak ada transportasi umum, tidak ada ojek apalagi
becak. Waktu tempuh menurut Google sih sekitar 9 menit dengan jalan kaki. Tapi
karena kami masih meraba-raba jalur dan lokasinya, tentu waktu tempuhnya
menjadi labih dari itu. Selain itu kami berangkat bersama ibu, waktu tempuhnya
menjadi beberapa kali lipat. Dari stasiun bawah tanah kami sempat membaca rute
jalan menuju istana yang terpampang disamping pintu keluar stasiun. Dari
pintuStasiun kita belok ke kiri menyususri jalan Patty France hingga bertemu dengan jalan Buckingham Gate. Lalu kami mnegikuti jalan ini terus sambil
beberapa kali berhenti untuk beristirahat. Akhirnya tampaklah disebelah kiri
kami istana Buckingham. Masyaa Allah, megahnya istana Ratu Elizabeth ini. Sebelum
aku hanya melihat ini di televise saat pesta pernikahan putri Diana dengan
pangeran Charles dan Pangeran William dengan Kate Midelson.
Nampak depan istana sudah banyak wisatawan dari mancanegara.
Ada yang bergerombol dengan kelompoknya masing-masing. Ada pula wsiatawan-wisatawan
solo yang terlihat santai tanpa teman. Dari balik pagar tinggi tampak petugas
jaga pintu gerbang dengan seragam khas prajurit istana Inggris yaitu baju merah
dengan topi tinggi berwarna hitam seperti yang biasa kita lihat di kaleng
biskuit merek terkenal di Indonesia. Pasti semua sudah tahu walau tidak aku
sebutkan mereknya.
Victoria Memorial (Dok.Pribadi) |
Disebrang istana Buckingham terdapat sebuah monument yang
bernama Victoria Memorial. The Victoria memorial adalah monument untuk
mengenang Ratu Vctoria. Tepatnya berada di ujung jalan The Mall yaitu jalan di
Kota Westminster Central London antara Istana Buckingham di sebelah barat dan
Trafaglar Square melalui Admiralty Arch di sebelah timur. (Sumber: Wikipedia)
Puas menikmati keindahan Istana Buckingham dan monumen
Victoria, kami kembali berjalan kaki menuju stasiun bawah tanah ST. James Park
dan melanjutkan perjalanan dengan tube jalur Circle Lines menuju stasiun
Westminster. Westminster adalah stasiun terdekat setelah St. James Park, jadi
tidak melewati stasiun pemberhentian lainnya.
Big Ben (Dok.Pribadi) |
London Eye (Dok. Pribadi) |
Parliament street (Dok. Pribadi) |
Saat kami hendak menyebrang ke jalan Parliament kami bertemu seorang polisi wanita London. Dengan sedikit ragu aku memintanya untuk berfoto bersama kami.
“May I
take the picture of you and me, please?” tanyaku sambil mngernyitkan ahi.
“Sure,
come on,” ajaknya sambil menggandengku menuju trotoar diujung jalan.
“Here
we are with the Big Ben behind us.” Katanya.
The Police Woman of London (Dok. Pribadi) |
“Where
are you from?” tanyanya pada kami.
“We’re
from Indonesia, Mam. Thank you so much. You are very kind.”
“Ok.
See you then,” katanya setelah aku, Novi dan Mbak Erna secara bergantian
berfoto dengannya, Iapun kembali betugas di jalan raya. Suatu Pengalaman yang
seru dan menyenangkan, walaupun harus banyak berjalan kaki kesana kemari.
Selanjutnya kami berencana untuk mengunjungi alun-alun Kota
London yaitu Trafalgar square. Traflgar Square adalah sebuah alun-alun
di bagian tengah London yang dinamakan demikian untuk mengenang pertempuran
Trafalgar (1805), sebuah pertempuran di laut dimana kapal perang Angkatan Laut
Inggris memenangkan Perang Napoleon. Nama sebelumnya tempat ini adalah “King
William TheFourth square”. (Sumber: Wikipedia Indonesia).
Dari Westminster kami naik bus no. 24 di Parliament Stop C. setelah
beberapa menit kemudian kami tiba di alun-alun. Bus berhenti tepat disamping
alun-alun. Aku turun sambil menuntun ibu ke sebelah kanan yang agak menurun
menuju area alun-alun. Begitu masuk ke area kami menjumpai tiang-tiang
berdiameter sekitar 60 cm yang tingginya sedada kami berjejer mengelilingi
alun-alun. Di sebelah kiri dari tempat
kami masuk tadi berdiri sebuah patung yaitu patung Charles James Napler.
Sebelah kirinya lagi menjulang monument Nelson’s Column yang dibuat untuk
mengenang Admiral Horatio Nelson yang gugur pada perang Trafalgar. Monument itu
dijaga oleh empat patung singa. Ditengahnya terdapat kolam dengan air mancur
dengan patung mrmaid, mermen triton dan dolphin. Depan kolam ada banyak bangku
untuk bersantai. Kami memilih bangku yang menghadap kolam air mancur di tengah
alun-alun. Disini kami membuka perbekalan yang kami bawa sebelumnya. Ada
keu-kue dan minuman yang bisa kami santap untuk mengganjal perut.
Trafalgar Square (Dok.Pribadi) |
Tidak banyak aktivitas yang kami lakukan disini. Hanya
duduk-duduk sesekali berfoto dan memandang suasana sekitar saja. Lahannya cukup
luas dikelilingi jalan dari ketiga sisinya dan tangga menuju galeri Nasional
pada sisi lainya. Aku lebih banyak duduk menemani ibu, sedangkan Novi
berkaliling mengamati Galeri yang kebetulan sedang ada pameran seni.
Dirasa sudah cukup di alun-alun, kami melanjutkan perjalanan
ke Camden Town dengan menggunakan jalur Dsitrict
Lines Undergound. Routenya adalah
dari Westminster ke Embarkment lalu ganti dengan jalur Northen Lines melalui Charing Cross _
Leicester Square – Tottenham Court Road – Goodge Street – Warren – Street –
Euston – Mornington Crescent lalu turun di Camden Town Underground station.
Camden Town terkenal dengan pasarnya Camden market. Disini banyak terdapat
took-toko atau kios-kios yang menjual berbagai macam produk. Para wisatawan
biasanya belanja souvenir khas London di sini. Setibanya di stasiun Camden kami
langsung menuju pasar dan berburu pernak-pernik London. Banyak sekali
souvenir-souvener yang unik dan lucu. Kami hanya membeli bebrapa gantungan
kunci dan kantong jinjing saja. Sekedar oleh-oleh untuk keluaga dan kerabat di
tanah air.
Hari sudah mulai siang dan perut sudah minta untuk diisi.
Kami mencari rumah makan yang menyajikan makan halal. Setelah berkeliling
kebebrapa tempat akhirnya kami menemukan rumah makan Turki. In Sya Allah makanannya
halal, karena pemiliknya Muslim Turki. Kami memesan paket fish and Chips 5 porsi, dengan harga £6 per porsinya. Kurs Pound
sterling saat itu adalah sekitar 17 ribu rupiah. Jadi jika dirupiahkan sekitar
100 ribu rupiah. Ternyata satu porsi jumlah makanannya banyak sekali. Sepiring
besar kentang goreng dan sepotong ikan goreng sebesar telapak tangan laki-laki
dewasa. Daging ikannya berwarna putih dan tebal, rasanya gurih maknyus. Mungkin
karena sangat lapar jadi terasa sangat enak dan nikmat. Belum habis setengah
porsi perut kami sudah kekenyangan. Akhirnya sisa makanan dibungkus untuk makan
sore nanti untuk menghemat pengeluaran.
Selepas makan siang di Camden Town, kami melanjutkan
perjalanan ke London Bridge. Dari Camden Town Underground Station kami
menggambil jalur Northen Lines menuju
London Bridge yang melewati beberapa stasiun pemberhentian seperti Euston, King’s Cross St. Pancras, Angel, Old
Street, Moorgate, Bank dan terakhir tiba di London Bridge Station. Nah dari
sisni kita agak kebingungan. Setelah semuanya lancar mulai dari Bayswater
hingga Caamden, tiba-tiba kami kehilangan arah. Kami pikir begitu turun di
Stasiun London Brige kita bisa langsung menemukan jembatan London yang tersohor
itu, seperti saat kami melihat Big Ben
tadi.
Kubuka aplikasi Google
map, mbak Erna mencoba untuk mencari tahu barangkali adad informasi di sekitar
stasiun. Akhirnya kami mengikuti jalur yang disarankan Google. Ahirnya kami tiba di daerah pinggiran sungai dan jembatan kecil
tapi tidak ada menara di kiri dan kanannya. Lalu kami balik lagi kearah jalan
besar, dan mulai memcoba bertanya kepada orang yang lewat disekitar jalan itu.
Dan jawababnya menunjuk ke arah tempat kami tadi. Pasti ada yang salah. Benar saja saat kami
menceritakan bahwa kami mencari jembatan London yang ada menaranya mereka
menyebutnya Tower Bridge buka London Bridge. Memang banyak orang yang
terkecoh dengan Nama London Bridge untuk Tower Bridge. Jadi yang sedari tadi
kami cari adalah Tower Bridge, bukan London Bridge.
Setelah menyadari kekeliruan antara London Bridge dengan
Tower Bridge, kami mulai kembali mencari lokasi dari dekat stasiun.
Berhasil menemukan jalan menuju Towwer Bridge, kini ada
masalah lagi, ibu sudah tidak kuat lagi untuk berjalan. Sementara menuju tempat
yan dimaksud tidak ada angkutan umumnya. Akhirnya ibu memutuskan untuk menunggu
di bangku taman dekat air mancur sambil membaca koran yang diperoleh secaa gratis
tadi di stasiun. Maka bersangkatlah kami berempat ke tempat yang dari tadi kami
cari yaitu Tower Bridge. Setelah berjalan beberapa ratus meter dengan melewati
More London Place dan M&S Food, kami tiba di sebuah bangunan serupa Mall
bernama More London Riverside. Kami berhenti di depan restaurant Strada. Seberang
Restauran Strada, yaitu sebelah kanan atau timur tampak bangunan unik berbentuk
setengah bola yaitu City Hall dan Menara jembatan yaitu Tower Bridge yang kami cari. Alhamdulillah, akhirnya Tower Bridge bisa ditemukan juga.
Dari Mall itu kami Turun kearah sungai yanga ada dermaga
kecilnya dimana kami bisa melihat dengan jelas Tower Bridge yang berdiri megah. Ah senangnya hati ini seperti
mendapatkan hadiah besar tak ternilai. Tidak terlalu lama kami berada disana
mengingat ibu yang menunggu di taman sendirian. Kami segera kembali ke taman
tempat ibu menunggu. Alhamdulillah ibu baik-baik saja.
Selanjutnya dari London Bridge kami naik bus ke monument
Station. Dari situ kami naik subway
jalur District Lines melewati 8
pemberhentian hingga di Stasiun Plaistow. Di Plaistow ada teman mbak Erna yaitu
Ema yang menikah dengan orang London keturunan Bangladesh. Playstow adalah sebuah
distrik di wilayah West Ham di London Borough of Newham di London timur. Di
stasiun kami dijemput oleh suami Ema yang membawa serta putranya yang kira-kira
berusia 5-6 tahun. Di rumah Ema kami disambut dengan hangat oleh keluarganya.
Ema tinggal di rumah itu bersama suami dan ketiga anaknya. Maksud kami mampir
di rumah Ema selain silaturahmi juga hendak menitipkan ibu selama dua hari.
Sengaja ibu dititipkan di rumah Ema karena kami hendak pergi ke Manchaster esok
hari. Kami tidak mungkin mengajak ibu karena selain jaraknya jauh dari London,
lokasi yang hendak kami kunjungi juga tidak cocok untuk ibu. Tapi kami juga
tidak mungkin meninggalkan ibu sendiri di hostel. Rencananya ibu hendak kami
jemput lagi sepulang dari Manchester nanti.
Ema menjamu kami dengan hidangan khas Bangladesh. Setelah
makan dan sholat dhuhur dan ashar, kami pamit untuk kembali ke Bayswater. Ema
menginformasikan bahwa bus menuju stasiun Plaistow akan tiba dalam waktu 5
menit. Jika menunggu bus berikutnya kita harus menunggu lebih lama. Dengan
demikian kami segera menuju hatle bus yang jaraknya sekitar 300 meter dari
kediaman Ema. Dengan berlari kecil kami menuju halte diirngi hujan
rintik-rintik. Tidak lama setelah kami tiba di halte, bus no. 69 datang.
Bus no. 69 mengantar kami hingga Stasiun Plaistow untuk
untuk selanjutnya mengambil jalur District
Lines menuju Stasiun Bayswater. Dari sini kami kembali ke Hostel (Hyde
Park). Setibanya di hostel kami segera membersihkan badan, sholat maghrib dan
isya lalu pergi tidur. Hari yang melelahkan namun menyisakan sejuta kenangan
yang indah tak terlupakan. Kini waktunya istirahat mengumpulkan tenaga kembali
untuk petualangan esok hari. Besok pagi kami akan melakukan perjalanan menuju
Old Trafford di Manchaster.
Old Trafford…We are coming!!!