Senin, 21 November 2016

Strategy Dictoglos- a Case Study

Kalau merujuk ke Kegiatan BERMUTU, ini namanya Case Study , tapi saya terima kalau ada yang punya pendapat lain, lho. Kita kan hidup di Negara Demokratis, jadi bebas berpendapat asal jangan ngasal ya...heheh...

Case Study
Strategy Dictoglos yang  penuh konsentrasi tapi menyenangkan.
Oleh : Mardiani

Saya dapat tawaran dari mas Arief, DC. Usaid Prioritas Kab. Indramyu, untuk mendokumentasikan pelaksanakan pembelajaran yang baik di kelas di sekolah tempat saya mengajar yaitu di SMPN 1 Lohbener . Saya menerima dengan senang hati tawarannya. Karena saya mengajar Bahasa Inggis maka saya siapkan semua perangkat untuk mengajar Bahasa Inggris dengan materi teks Prosedur.  Setelah membuat kesepakatan mengenai hari H-nya, maka kami sepakat untuk melaksanakan nya pada hari Rabu di kelas IX.B jam ke-3 dan ke-4.

Pada hari Rabu 9 Nopember 2016 saya sudah siap dengan perangkat pembelajaran yang diperlukan. Rpp, LK, alat peraga sudah on the spot. Kurang lebih 20 menit sebelumnya mas Arief sudah datang dengan motornya yang kempes. Tidak apa-apa mas, nanti bisa ditambal depan sekolah. Mas Arief kemudian menjelaskan sedikit skenario pengambilan gambar, dan saya menjelaskan mengenai skenario pembelajarannya. Tidak lupa mas Arief juga memberikan pengarahan kepada para peserta didik untuk tidak merasa terganggu dengan keberadaannya, agar mereka mengikuti pembelajaran dengan sebagaimana mestinya.

Strategi Dictoglos adalah strategi yang mirip dengan metode dikte tradisional, walaupun hanya berupa superfisial.  Seperti  yang  kemukakan  oleh  Madusari,  Alamsyah, Dihanti (2009: 26) bahwa dalam pembelajaran menyimak dengan strategi ini, guru membacakan  sebuah  wacana  singkat kepada  siswa  dengan  kecepatan  normal  dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja  sama   dalam  kelompok-  kelompok  kecil  untuk merekronstruksi  wacana dengan  berdasarkan  kepada  serpihan-serpihan  yang  telah telah mereka tulis.

Seperti biasa sebelum pelajaran dimulai kami mengawalinya dengan membaca Basmalah dan terjemahan Bahasa Inggrisnya. Kemudian saya mengecek kehdiran siswa, mereview materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya dan menghubungkan dengan materi yang akan dibahas selanjutnya. Tidak lupa saya sampaikan juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Saya sampaikan kepada mereka bahwa hari ini kita akn belajar menyimak tek prosedur dan diharapkan melalui kegiatan pembeelajaran mereka akan dapat mengidentifikassi berbagai informasi dari teks monolog yang mereka simak. Karena posisi duduk mereka  sudah terbiasa membentuk kelompok jadi saya tidak perlu repot-repot membentuk kelompok lagi. 

Kegiatan Inti saya bagi menjadi tiga sesi, yaitu pre-listening, while-listening dan post listening.

Pada sesi Pre-listening saya memberikan puzzle berupa gambar yang berhubungan dengan perosedur membuat minuman atau makanan dengan bahan dasar nanas kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok bertugas untuk mencocokan setiap gambar dengan kata-kata yang tepat. Saya katakan kepada mereka  bahwa kelompok yang sudah selesai boleh meneriakkan kata "Bingo". The first Bingo akan mendapatkan label #1, selanjutya #2, #3 dan seterusnya hingga bingo terakhir.  Saya sengaja memberi jumlah yang lebih pada kartu kata dari pada gambar sebagai pengecoh. Ini sempat membuat beberapa anak bigung karena mengira ada kartu gambar yang hilang. Namun setelah saya jelaskan mereka pun merasa lega dan bisa melanjutkan pekerjaannya lagi. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, tiga kelompok yang Bingo terlebih dahulu menampilkan hasil kerja kelompoknya di depn kelas secara bergantian dan kelompok lain member apresiasi.
Kemudian para peserta didik berlatih mengucapkan kata-kata dari puzzle yang mereka kerjakan dengan bimbingan saya.

Pada  kegiatan while listening, saya katakan pada para peserta didik bahwa saya akan  bercerita tentang resep favorit saya yaitu Pineapple stew, dan saya meminta mereka untuk menyimak baik-baik dan menuliskan semua informai yang saya sampaikan pada buku catatan masing-masing. Kemudin saya menceritakan mulai dari bahan-bahan yang dibutuhkan hingga serta cara-cara membuatnya dengan bantuan alat peraga berupa flash card. Para peserta didik menyimak apa yang saya sapaikan dan menuliskannya pada buku catatan mereka masing-masing. Setelah selesai pendiktean, saya meminta mereka untuk menuliskan kembali resep yang saya ceritakan dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Mula- mula mereka berdiskusi secara berpasangan untuk menyususn berbagai informasi yang mereka peroleh saat pendiktean tadi. Kemudian saya meminta mereka untuk bergabung dalam kelompok yg lebih besar menjadi empat orang untuk menyempurnakan teks yang mereka susun.


Sebelum masuk ke tahap berikutya, saya mengajak mereka untuk ice breaking sejenak. Mereka diminta untuk berdiri berjejer membentuk rantai yang tidak putus. Kemudian masing - masing individu membuka tangan kirinya dan meletakkan telunjuk tangan kanannya diatas tanagn kiri teman sebelahnya. Saya katakan bahwa saya akan menyampikan sebuah cerita, bila saya mengatakan mango, maka tangan kiri harus menangkap telunjuk temannya dan telunjuk tangan kanan harus berusaha menghindar dari tangkapan tangan kiri temannya. Setelah beberapa kalimat dan tiba pada kata mango maka ada beberapa orang yang telujuknya tertangkap oleh tangan kiri temannya. Nah yang tertangkap itu mendapat  hukuman  untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Pada sesi presentasi setiap kelompok menyampaikan hasil dikusinya dan kelompok lain menaggapi dengan member komentar dan masukan. Pada dasarnya semua kelompok melakukan tugasnya dengn baik hanya ada beberapa kesalahan seperti penulisan ejaan yang kurang tepat, kata atau kalimat yang kurang lengkap serta tanda baca yang kurang sempurna. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya didepan kelas, saya memperlihatkan resep asli yang saya sampaikan tadi dan membandingkan dengan hasil kerja kelompok tadi. Mereka terlihat senang karena hasilnya tidak jauh berbeda. Selanjutnya kami membahas berbagai informasi dari teks yang kami bahas tadi, mulai dari tujuan komunikatif, struktur teks, kosataka dan tata bahasa, serta berbagai informasi yang terkandung di dalamnya. Lalu mereka memajang hasil karyanya di papan pajang.

Kegiatan post- listening, saya memberikan tes individu yaitu mengisi paragraph rumpang  yang diberikan berdasarkan teks yang saya bacakan yang masih berhubungan dengan resep masakan.

Kegiatn penutup saya isi dengan membuat kesimpulan mengenai  materi yang kami bahas, serta melakukan refleksi sederhana terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Mereka mengungkapakn apa yang mereka rasakan serta  dan menyampaaikan pula  kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi selama proses pembelajaran tadi. Mereka terlihat senang dan puas dengan pembelajaran saat itu. Seru, tegang, dan konsentrasi penuh, tapi menyenangkan.  Itu yang mereka katakan. Tapi ada juga yang mengatakan malu karena ada mas Arief yang merekam dengan kameranya. Sebelum menutup pembelajaran saya  menugaskan  mereka untuk mencari resep-resep berbahasa inggris lain dari berbagai sumber. Tidak lupa pula saya sampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Bagaimana? Anda tertarik untuk mencoba srtategi ini?

REFLEKSI:
Saya senang melihat para peserta didik labih antusias belajar, bukan karena ada yang merekam tapi karena kegiatan  pembelajaran yang menarik dengan materi yang menarik dengan gambar yang berwarna warni. mereka juga lebih kosentrasi pada saat listening, karena takut ketinggalan kalimat. Ada sedikit masalah dalam pembelajaran di kelas IX.B ini, yaitu penulisan ejaan yang masih kurang tepat, yang harus dilatih lagi secara intensif.



1 komentar: